Perilaku mimetik di pasar cryptocurrency menggambarkan fenomena ketika investor mengambil keputusan berdasarkan pengaruh sosial dan tindakan orang lain, bukan melalui analisis independen. Konsep ini berakar dari teori keinginan mimetik yang dikemukakan oleh filsuf Prancis René Girard, yang menyatakan bahwa keinginan manusia pada dasarnya terbentuk dan dipengaruhi oleh orang lain. Dalam ekosistem crypto, perilaku mimetik terlihat saat investor mengikuti figur publik ternama atau arus besar sentimen pasar dalam keputusan trading, bukan menimbang fundamental aset maupun analisis teknikal. Mekanisme psikologis ini sangat kentara di pasar crypto yang dinamis, sering kali memicu gelombang investasi, gelembung harga, dan efek kawanan.
Fitur utama perilaku mimetik terletak pada dominasi pengaruh sosial dalam proses pengambilan keputusan. Dalam konteks cryptocurrency, perilaku itu muncul dalam beberapa pola khas: pertama, efek selebriti di mana pernyataan tokoh ternama atau investor publik dapat memicu aksi jual-beli massal secara meniru; kedua, psikologi takut kehilangan peluang (FOMO/Fear Of Missing Out) yang mendorong investor masuk ke pasar tanpa analisis karena melihat orang lain meraup untung; ketiga, efek penguatan media sosial, di mana platform seperti Twitter, Reddit, dan Telegram menjadi saluran penyebaran emosi, mempercepat arus informasi (baik valid maupun tidak). Manifestasi teknis perilaku mimetik meliputi lonjakan mendadak pada volume perdagangan, volatilitas harga yang meningkat tajam, serta pertumbuhan token tertentu secara eksplosif dalam jangka pendek.
Perilaku mimetik secara signifikan memengaruhi pasar cryptocurrency. Di satu sisi, perilaku ini mendorong momentum pasar yang kuat dan pertumbuhan eksponensial aset tertentu dalam waktu singkat, seperti lonjakan Dogecoin tahun 2021 yang didorong oleh aktivitas di media sosial. Di sisi lain, perilaku mimetik kerap membuat pasar menjauh dari fundamentalnya, membentuk gelembung harga. Mekanisme ini dapat mempercepat adopsi proyek baru, namun di sisi lain juga meningkatkan risiko manipulasi pasar. Secara makro, perilaku mimetik merupakan inti dari siklus penguatan diri pada pasar crypto, di mana kenaikan harga memancing perhatian media, menarik lebih banyak partisipan, lalu mendorong kenaikan harga lebih lanjut—menyebabkan volatilitas yang menjadi ciri khas industri ini.
Risiko utama dari perilaku mimetik adalah munculnya irasionalitas pasar dan pembentukan gelembung. Jika keputusan investasi hanya berdasar pada pengaruh sosial, bukan analisis teknis atau fundamental proyek, aset bisa mengalami penilaian berlebih. Pola seperti ini biasanya berujung pada penurunan tajam dan kerugian besar bagi investor. Risiko lain adalah penguatan bias kognitif: bias konfirmasi (hanya menerima informasi yang sejalan ekspektasi). Efek anchoring terjadi ketika investor terlalu bergantung pada data awal. Selain itu, perilaku mimetik dapat dimanfaatkan pelaku dengan menyebarkan informasi palsu demi memandu investor ke arah yang menguntungkan pelaku manipulasi. Dari perspektif regulasi di Indonesia, dominasi perilaku mimetik memperumit prediksi dan pengawasan pasar, sehingga meningkatkan risiko sistemik.
Memahami perilaku mimetik sangat penting bagi pelaku pasar crypto karena memberikan wawasan psikologis terhadap volatilitas dan menegaskan pentingnya berpikir independen di tengah ledakan informasi. Meski mustahil sepenuhnya menghindari pengaruh sosial, kesadaran terhadap mekanisme mimetik dapat membantu investor merancang strategi yang lebih rasional. Dalam pengembangan industri, mekanisme ini berperan untuk mempercepat penyebaran inovasi serta peningkat risiko. Seiring pasar crypto Indonesia makin matang, pemahaman dan pengelolaan pola ini menjadi kunci membangun ekosistem yang lebih kuat dan berkelanjutan.
Bagikan